Skip to main content

Poduk Kreatif & Kewirausahaan "Harga Pokok Produksi"

Harga Pokok Produksi

Pengertian Harga Pokok Produksi

Sebagian besar dari jenis-jenis perusahaan menghadapi persoalan penentuan harga pokok. Masalah harga pokok ini amat penting. Baik dalam perusahaan yang bersifat agraris, perusahaan yang bersifat perniagaan maupun perusahaan yang bersifat industri tidak luput dari masalah harga pokok.

Harga Pokok Produksi

Dalam penentuan harga pokok harus diusahakan untuk mendapatkan -harga pokok yang seteliti-telitinya. Kesalahan sedikit dalam penentuan harga pokok dapat menyebabkan suatu perusahaan terpakasa mengalami kegagalan dalam pekerjaannya.

Pengertian harga pokok produksi dari T. Hongren dalam bukunya Manajemen Accountig adalah "Cost of goods produced and than sold, usually composed of the three major elements of cost: direct materials; direct labor; factory overhead”.


Harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva, tetapi apabila selama setahun berjalan aktiva tersebut  di manfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan. Harga pokok produksi adalah seluruh biaya baik secara langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa yang merupakan operasi utama perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Harga pokok produksi meliputi biaya pemakaian bahan baku (raw material), biaya tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead pabrik (factory overhead). Harga pokok produksi melekat pada barang yang kemudian menjadi persediaan yang siap dijual. Kebijakan penetapan harga suatu produk oleh manajemen idealnya memastikan pemulihan (recovery) atas semua biaya dan mencapai laba yang diinginkan. Saat barang terjual, pokok tersebut ditandingkan dengan pendapatan penjualan yang kemudian pada akhir periode disajikan dalam laporan laba rugi untuk memperoleh laba kotor.

Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi

Tujuan penentuan harga pokok produksi adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai Dasar Untuk Menetapkan Harga. Apabila suatu hasil atau barang (pertama kali) dibawa kepasar, maka ongkos produksi sebagai dasar utama dalam penentuan harga penjualan. Sekalipun terdapat barang yang sama atau hampir bersamaan di pasar, namun harganya hanya merupakan faktor tambahan dalam penentuan harga.
  2. Menetapkan Efisien Tidaknya Suatu Perusahaan. Membandingkan harga pokok dengan harga pokok historis, dapat diketahui apakah suatu perusahaan bekerja secara efisien atau tidak. Harga pokok historis adalah semua pengeluaran untuk memproduksi suatu barang ditambah pengeluaran lainnya hingga barang tersebut berada di pasar. Apabila harga pokok historis lebih tinggi dari harga pokok, berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien.
  3. Menentukan Kebijaksanaan Dalam Penjualan. Keuntuangan atau kerugian suatu perusahaan mencerminkan kebijaksanaan dari pemimpin perusahaan. Kebijaksanaan tertentu harus dirubah apabila dengan adanya kebijaksanaan itu perusahaan jauh dari pada tujuannya.
  4. Sebagai Pedoman Dalam Pembelian Alat-alat Perlengkapan Yang Baru. Penentuan harga pokok dapat pula dipergunakan sebagai petunjuk apakah mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan diganti atau ditambah dengan mesin-mesin atau alat-alat perlengkapan yang baru.
  5. Sebagai Alat Untuk Perhitungan Neraca. Untuk keperluan penyusunan neraca perlu diketahui harga barang-barang jadi yang masih ada dalam gudang. Ini dapat ditentukan dengan mengetahui beberapa harga pokok dari barang jadi yang bersangkutan.

Komponen Harga Pokok Produksi  

Komponen-komponen yang menjadi penentu perhitungan harga pokok produksi adalah:

BACA JUGA

·         Kompensasi (Pengertian, Jenis, Sistem Pembayaran dan Faktor yang Mempengaruhi)

·         Makna dalam Bekerja (Meaning of Work)

·         Sistem Akuntansi Pembelian

·         Reward atau Penghargaan (Pengertian, Tujuan, Jenis dan Syarat)

·         Hutang (Pengertian, Jenis dan Faktor yang Mempengaruhi)

 

a. Biaya Bahan Baku (material costs)

Biaya Bahan Baku adalah biaya bahan baku yang membentuk bagian yang tidak terpisahkan dari barang jadi dan yang dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk (Carter Usry, 2006:542).

Jadi bahan baku membentuk bagian integral dari produk jadi. Biaya ini meliputi biaya untuk memperoleh bahan baku dan menempatkannya dalam keadaan yang siap diolah. Kemudahan penelusuran item bahan baku ke produk jadi merupakan pertimbangan utama dalam pengklasifikasian biaya sebagai bahan baku langsung. Ketika suatu biaya bahan baku merupakan jumlah yang tidak signifikan atau penelusurannya sangat rumit maka pengklasifikasian biaya tersebut ke dalam biaya bahan baku langsung menjadi tidak ekonomis dan lebih tepat diklasifikasikan ke dalam biaya overhead.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direct labor costs)

Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut (Mulyadi, 2012).


Jadi yang dimaksud dengan biaya tenaga kerja langsung adalah biaya dari tenaga kerja yang melakukan konversi dari bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke suatu produk tertentu. Sedangkan biaya tenaga kerja yang secara tidak nyata mengerjakan suatu produk atau hasil usaha mereka tidak mudah ditelusuri ke produk jadi merupakan bagian dari biaya tenaga kerja tidak langsung dan dibebankan ke overhead pabrik.

c. Biaya Overhead Pabrik (factory overhead)

Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai berikut: “All costs other than direct materials and direct labor that are associated with the manufacturing process” (Horngren dan Foster, 1987:29).

Biaya overhead pabrik mencakup semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Overhead pabrik mencakup bahan tak langsung (indirect materials), tenaga kerja tak langsung (indirect labor), dan biaya-biaya lain di luar beban pemasaran dan administrasi.


 


Comments

Popular posts from this blog

PHB KD 3.6 Sulaman Aplikasi

  SULAM APLIKASI A.     PENGERTIAN SULAM APLIKASI Sulaman aplikasi merupakan salah satu sulaman dengan teknik lekapan  yaitu sulaman yang ragam hiasnya dibentuk dari bahan lain kemudian ditempelkan pada permukaan kain. Bahan tempelan untuk membentuk ragam hias dapat berupa kain, benang  kasar, pita atau tali dan payet.Lekapan ini bermacam-macam sesuai dengan bahan tempelan yang digunakan. Adapun jenis jenis sulaman aplikasi ini yaitu sulaman inkrustasi, sulaman melekatkan benang atau tali, melekatkan payet dan quilting. B.      RAGAM  SULAM APLIKASI. Ragam  sulaman aplikasi antara lian : 1.       Aplikasi Cina,dengan ciri tidak bercorak,  ragam hias dibentuk dari kain yang tidak bercorak  dari bahan polos yang digunting sesuai desain. 2.      Aplikasi Persia,ciri-cirinya  bercorak.Pada aplikasi persia kita tidak perlu mendesain ragam hiasnya karena kita hanya mengambil ragam hias yang sudah ada pada kain tersebut, kemudian disusun di atas permukaan kain dan ditempelkan dengan tusuk. C.

ALat-alat untuk menghias kain

Kegiatan belajar 1 meliputi pengenalan alat dan bahan yang diperlukan untuk menyulam.   a.    Tujuan Kegiatan Pemelajaran      Pada akhir kegiatan pemelajaran tentang alat dan bahan untuk menyulam, peserta diklat mampu : 1).   menyebutkan minimal lima alat yang digunakan untukmenyulam 2).   menyebutkan kain yang sesuai untuk menyulam 3).   menyiapkan alat, benang dan kain untuk praktek membuat tusuk hias sulaman   b.    Uraian Materi 1.     Alat yang digunakan untuk menghias kain adalah: 1   7                                       Gambar 2.1 alat-alat menghias kain       Keterangan gambar : 1.       Rader 2.       gunting kecil 3.       Gunting besar 4.       Benang sulam 5.       Jarum tangan dengan berbagai ukuran 6.       Karbon jahit/ racing paper 7.       Bantal jarum dan jarum pentul 8.       Kapur jahit 9.       Pendedel 10.   

Pola Daster Model Sederhana

  Daster jadi salah satu pakaian favorit kaum hawa. Pola daster dengan potongan longgar di bagian pinggang hingga lutut membuat kaum wanita nyaman mengenakannya untuk beraktivitas di rumah. Motif dan warna daster yang semakin bervariasi juga membuat model pakaian yang satu ini digemari. Asal Muasal Daster Sebelum Buat Pola Daster Bersumber dari  Wimuseum.org ,  duster  yang kita kenal sebagai daster merupakan jubah mantel panjang yang dibuat dari material yang ringan dengan potongan yang longgar. Di Amerika Barat pada abad ke-19, daster tidak dikenakan oleh kaum wanita di rumah.  Duster  ternyata justru dikenakan oleh para koboi untuk melindungi diri mereka dari debu-debu jalanan. Duster  menjadi pilihan para koboi untuk dikenakan sehari-hari mengingat mobil yang mereka kendarai umumnya mempunyai atap yang terbuka. Selain model atap yang terbuka, kala itu mobil belum dilengkapi dengan kaca depan dan juga jendela-jendela. Kondisi inilah yang menyebabkan para koboi membutuhkan pa