Skip to main content

ALat-alat untuk menghias kain

Kegiatan belajar 1 meliputi pengenalan alat dan bahan yang diperlukan untuk menyulam.

 

a.   Tujuan Kegiatan Pemelajaran

     Pada akhir kegiatan pemelajaran tentang alat dan bahan untuk menyulam, peserta diklat mampu :

1).  menyebutkan minimal lima alat yang digunakan untukmenyulam

2).  menyebutkan kain yang sesuai untuk menyulam

3).  menyiapkan alat, benang dan kain untuk praktek membuat tusuk hias sulaman

 

b.   Uraian Materi

1.    Alat yang digunakan untuk menghias kain adalah:


1

 

7

 
                                    Gambar 2.1 alat-alat menghias kain

      Keterangan gambar :

1.      Rader

2.      gunting kecil

3.      Gunting besar

4.      Benang sulam

5.      Jarum tangan dengan berbagai ukuran

6.      Karbon jahit/racing paper

7.      Bantal jarum dan jarum pentul

8.      Kapur jahit

9.      Pendedel

10.   Meteran

11.   Tudung jari/bidal

12.   Pemidangan

 

     Macam-macam jarum tangan untuk menyulam

1.    Jarum runcing

Jarum runcing biasa diguankan untuk menyulam secara bebas pada tenunan polos seperti batis, oxpord, tetoron dan lain-lain. Ciri-cirinya yaitu sangat tajam, memiliki ujung yang runcing dan mempunyai ukuran dengan nomor 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 dan 24.

 

 

     Gambar 2.2 macam-macam jarum runcing

  

2.    Jarum tumpul

Jarum tumpul dikelompokkan menjadi dua yaitu jarum tumpul dengan nomor 12, 14, 16, 18, 20, yang biasa digunakan untuk menyulam dengan hitungan tertentu terutama untuk membuat tusuk hias pada kain strimin.

 


     Gambar 2.3 macam-macam jarum tumpul

 

 

3.    Jarum tumpul yang berukuran besar dan tidak bernomor, digunakan hanya untuk pekerjaan menusuk.

 

 Gambar 2.4 macam-macam jarum tumpul

 

 

Benang Sulam

Menyulam adalah istilah menjahit yang berarti menjahitkan benang seara dekoratif, untuk itu diperlukan benang hias yang sesuai dengan jenis kain yang akan dihias serta jenis sulaman yang dibuat, begitu juga ukuran dan warnanya. Untuk sulaman tangan digunakan benang sulam mouline atau benang mutiara. Untuk bahan halus dan tipis dapat digunakan benang mouline, sedangkan untuk bahan ang lebih tebal dengan pori-pori besar, digunakan benang mutiara. Untuk benang yang jarang tenunannya seperti kasah, dapat digunakan benang woll atau cashmilon. Pada sampul pembungkus kertas benang dicantumkan merk, panjang benang, nomor dan ukuran serta warnanya. Maka untuk mempermudah pembelian benang berikutnya, label kertas itu perlu kita simpan baik-baik.

 

      Gambar 2.5 macam-macam benang sulam

 

 

Benang sulam pada umumnya dalam bentuk gulungan atau digulung. Untuk membukanya dapat dilakukan dengan dua cara, seperti pada gambar 2.6.

  



            

Gambar 2.6 cara membuka benang dari untaian benang sulam

2.    Bahan yang digunakan untuk menghias kain

Pembagian berdasarkan penggunaan jenis kain yang digunakan :

1.    Teknik menghias kain dengan menggunakan kain rapat (tenunan rapat) atau tenunan yang tidak dapat dibagi. Misalnya : sulaman fantasi, sulaman  inkrustasi, sulaman Inggris, sulaman Richelieu dan sulaman bayangan.

2.    Teknik menghias kain dengan menggunakan kain bagi :

a)   Kain bagi polos

Kain bagi adalah kain yang tenunan benangnya mudah dihitung. Kain bagi polos alur benangnya tampak jelas dan mudah dibagi. Umumnya jenis desain dekorasi untuk sulaman pada kain bagi berupa desain geometris. Misalnya kain strimin, matting.

b)   Kain bagi bercorak

Kain bagi bercorak adalah kain yang tenunannya rapat dengan corak bergaris, berkotak-kotak atau berbintik-bintik. Ukuran sisi kotak antara tiga millimeter sampai tiga perempat sentimeter.  Jika ukuran yang lebih besar dari yang telah disebutkan akan mempersulit membuat disain dan hasilnya kurang indah. Pada kain bagi bercorak bintik-bintik disain dekorasi tidak terbatas pada disain geometris saja, tetapi juga dapat ditambahkan desain lengkung dan desain flora atau fauna.

 

Dapat dikatakan bahwa semua jenis kain (bahan tekstil) dapat dihias. Jenis sulaman yang digunakan, tergantung dari jenis tenunan dan corak kain, misalnya :

a)     Belacu, popelin, berkolin dan jenis tenuann yang rapat tenunnya, sulaman fantasi (sulaman bebas), aplikasi.

b)   Bahan serupa dengan corak kotak atau bintik dapat diubah dengan macam-macam tusuk hias (merubah corak) contohnya aplikasi, smock dan lain-lain dan tusuk-tusuk hias (merobah corak)

c)    Bahan yang dapat dihitung benangnya seperti strimin dan matting, yaitu terawang, tusuk silang dan holbein.

d)   Bahan yang tipis dan bening yaitu sulaman bayangan, inkrustasi, lekapan renda, mute dan lain-lain.

e)   Bahan lemas berkilau seperti satin yaitu dengan sulaman bebas, lekapan quilt dan lain-lain.

                                                 

      

Gambar 2.7  Aneka macam contoh kain


Comments

Popular posts from this blog

PHB KD 3.6 Sulaman Aplikasi

  SULAM APLIKASI A.     PENGERTIAN SULAM APLIKASI Sulaman aplikasi merupakan salah satu sulaman dengan teknik lekapan  yaitu sulaman yang ragam hiasnya dibentuk dari bahan lain kemudian ditempelkan pada permukaan kain. Bahan tempelan untuk membentuk ragam hias dapat berupa kain, benang  kasar, pita atau tali dan payet.Lekapan ini bermacam-macam sesuai dengan bahan tempelan yang digunakan. Adapun jenis jenis sulaman aplikasi ini yaitu sulaman inkrustasi, sulaman melekatkan benang atau tali, melekatkan payet dan quilting. B.      RAGAM  SULAM APLIKASI. Ragam  sulaman aplikasi antara lian : 1.       Aplikasi Cina,dengan ciri tidak bercorak,  ragam hias dibentuk dari kain yang tidak bercorak  dari bahan polos yang digunting sesuai desain. 2.      Aplikasi Persia,ciri-cirinya  bercorak.Pada aplikasi persia kita tidak perlu mendesain ragam hiasnya karena kita hanya mengambil ragam hias yang sudah ada pada kain tersebut, kemudian disusun di atas permukaan kain dan ditempelkan dengan tusuk. C.

Pola Daster Model Sederhana

  Daster jadi salah satu pakaian favorit kaum hawa. Pola daster dengan potongan longgar di bagian pinggang hingga lutut membuat kaum wanita nyaman mengenakannya untuk beraktivitas di rumah. Motif dan warna daster yang semakin bervariasi juga membuat model pakaian yang satu ini digemari. Asal Muasal Daster Sebelum Buat Pola Daster Bersumber dari  Wimuseum.org ,  duster  yang kita kenal sebagai daster merupakan jubah mantel panjang yang dibuat dari material yang ringan dengan potongan yang longgar. Di Amerika Barat pada abad ke-19, daster tidak dikenakan oleh kaum wanita di rumah.  Duster  ternyata justru dikenakan oleh para koboi untuk melindungi diri mereka dari debu-debu jalanan. Duster  menjadi pilihan para koboi untuk dikenakan sehari-hari mengingat mobil yang mereka kendarai umumnya mempunyai atap yang terbuka. Selain model atap yang terbuka, kala itu mobil belum dilengkapi dengan kaca depan dan juga jendela-jendela. Kondisi inilah yang menyebabkan para koboi membutuhkan pa