Skip to main content

PHB kd 3.8 Sulaman Burci


Burci ( Payet )

Pada perkembangan motif busana akhir-akhir ini, banyak bermunculan variasi pemberian motif, baik menggunakan sulaman tangan maupun dengan menggunakan bordir. Untuk mendapatkan kesan keindahan dan kemewahan, dilakukan berbagai inovasi dengan cara memasang berbagai payet, burci ataupun manik-manik yang dikombinasikan dengan bordir untuk lebih memperindah busananya. Sebagai contoh untuk busana pesta atau busana daerah seperti kebaya, saat ini banyak yang manggunakan modifikasi antara bordir dan burci/payet.
Memasang payet, burci dan manik-manik pada bordir, semua tusuk bordir,  dapat dipermanis dengan pemberian ornamen-ornamen.
a.    Menyiapkan tempat kerja
Dalam pengerjaan lekapan burci/payet, dibutuhkan penerangan dan ventilasi ruang yang memadai. Sehingga akan tercipta tempat kerja yang nyaman, yang dapat mendukung peserta diklat dalam menghasilkan karya terbaik.
b.    Pengenalan alat dan bahan pendukung
Dalam pengerjaan lekapan burci/payet, dibutuhkan berbagai alat pendukung, yaitu:
1)    Pita ukuran
2)    Gunting Kain
3)    Gunting Benang
4)    Gunting Bordir
5)    Pendedel
6)    Jarum Pentul
7)    Jarum Payet
8)    Benang
9)    Alat Pemasuk Benang
10) Setrika
11) Papan setrikaan

 a.    Fungsi alat pendukung:
1)    Pita Ukuran, adalah alat yang dipakai untuk menentukan letak hiasan pada busana.
2)    Gunting Kain, adalah gunting yang dipakai khusus untuk menggunting kain/bahan tekstil. Gunting ini tidak diperbolehkan umtuk menggunting kertas atau yang lainnya, agar gunting tetap tajam.
3)    Gunting Benang, adalah gunting yang dipergunakan untuk menggunting benang.
4)    Gunting Bordir, adalah untuk menggunting bagian yang sulit/kecil-kecil.
5)    Pendedel, dipergunakan untuk membuka jahitan dan menggunting lubang kancing.
6)    Jarum Pentul, dipergunakan untuk menyematkan motif yang akan dikutip pada bahan.
7)    Jarum Payet, adalah jarum untuk menjahit burci/payet yang bentuknya halus.
8)    Benang, dipergunakan untuk merekatkan payet pada kain.
9)    Alat Pemasuk Benang, adalah alat bantu untuk memasukan benang ke jarum.
10) Setrika, berfungsi untuk menempelkan vliselin ke bahan.
11) Papan setrikaan, berfungsi untuk tempat menyetrika.
b.    Bahan yang diperlukan
Banyak bahan yang dapat dihias dengan burci/payet, misalnya:
1)    Bahan polos satin, organdi, katun, tula dll
2)    Bahan bermotif batik, brukat, kotak-kotak, berbunga dll
3)    Bahan yang sudah di bordir



Burci/payet terdiri atas beragam jenis, warna dan bentuk. Setiap jenis, bentuk dan warna burci/payet tersebut dapat dimanfaatkan untuk menghias beragam jenis bahan. Jenis dan bentuk burci/payet tersebut antara lain:
a.    Penggolongan burci berdasarkan asal bahan dan bentuk mutiara, batu-batuan, dan kristal.Jenis-jenis ini kegunaannya bermacam-macam, misalnya untuk hiasan busana pesta, busana daerah dan bisa juga untuk lenan rumah tangga, seperti sarung bantal kursi, gordyn, taplak meja dan lain-lain.
b.  Bentuk burci/payet. Beraneka ragam bentuk burci, seperti pasir, mote, piring, batang, patah, air mata, beras dan lain-lain

     Pemasangan burci/payet terdiri dilakukan dengan menggunakan tusuk tusuk hias. Tusuk hias yang digunakan untuk memasang burci yaitu:
     b.    Tusuk jelujur
     c.     Tusuk tikam jejak
     d.  Kombinasi antar jelujur dan tikam jejak
Cara memasang ketiga teknik tersebut adalah
  Tusuk jelujur
1)    Siapkan Bahan
2)    Siapkan burci/payet yang akan dipasang
3)    Siapkan benang dan jarum untuk memasang burci
4)    Mulailah memasang burci/payet dengan cara
        a)    Pasang benang pada jarum burci (pilih ukuran (nomor) jarum sesuai dengan ukuran lubang burci)
     b) Tusukan benang pada bidang yang akan dihiasi, matikan dari bagian buruk kain, keluarkan benang pada bagian baik kain, masukan burci yang akan ditempelkan
        c)   Masukkan kembali benang ke bagian buruk, untuk jenis burci bulat dan ukurannya kecil, benang kembali pada tengah burci kemudian benang dimatikan.
         d)    Lakukan secara berulang-ulang sampai bidang yang akan dihiasi burci selesai.
        e)   Perlu diperhatikan bahwa setiap langkah melekatkan burci, benang selalu dimatikan. Hal iniberfungsi sebagai pengunci, agar jika salah satu burci lepas, maka burci yang lain tidak ikut lepas.


                                     Tusuk tikam jejak
                           1)       Siapkan  Bahan
                         2)       Siapkan  burci/payet yang akan dipasang
                    3)       Siapkan benang dan jarum untuk memasang burci
                    4)       Mulailah memasang burci/payet dengan cara:
    a)    Pasang benag pada jarum burci.
    b)    Tusukkan benang pada bidang yang akan dihias, matikan pada bagian buruk bahan, keluarkan padabagian baik bahan dengan arah lebih kebelakang (mundur) dari tusukan pertama. Kemudian, masukkan burci yang panjangnya melewati tusukkan awal (maju), masukkan kembali ke bagian bawah bahan (burci yang dipakai bentuk pasir), kemudian matikan. 
    c)    Lakukan secara berulang-ulang sampai bidang yang di burci selesai.
    d)  Perlu diperhatikan setiap langkah meletakkan burci benang perlu dimatikan
     
    Kombinasi antar jelujur dan tikam jejak
                   1)       Siapkan Bahan
                   2)       Siapkan burci/payet yang akan dipasang
                   3)       Siapkan benang dan jarum untuk memasang burci
                  4)        Mulailah memasang burci/payet dengan cara:
                                      a)    Pasang benang pada jarum burci
          b)    Tusukkan benang pada bidang yang akan dihias, (posisi 1), matikan pada bagian buruk bahan. Keluarkan pada bagian baik bahan. Masukan burci, jahitkan jarum kebelakang kembali ke tusukan pertama (posisi 1), masukan lagi burci, tusuk ke arah depan dan dibagian bawah dimatikan (posisi 2). Selanjutnya kembali lagi ke tusukan pertama (posisi 1) masukan kedalam burci yang telah terjahitkan sebelumnya, arahkan ke bawah balik lagi ke posisi.








Comments

Popular posts from this blog

PHB KD 3.6 Sulaman Aplikasi

  SULAM APLIKASI A.     PENGERTIAN SULAM APLIKASI Sulaman aplikasi merupakan salah satu sulaman dengan teknik lekapan  yaitu sulaman yang ragam hiasnya dibentuk dari bahan lain kemudian ditempelkan pada permukaan kain. Bahan tempelan untuk membentuk ragam hias dapat berupa kain, benang  kasar, pita atau tali dan payet.Lekapan ini bermacam-macam sesuai dengan bahan tempelan yang digunakan. Adapun jenis jenis sulaman aplikasi ini yaitu sulaman inkrustasi, sulaman melekatkan benang atau tali, melekatkan payet dan quilting. B.      RAGAM  SULAM APLIKASI. Ragam  sulaman aplikasi antara lian : 1.       Aplikasi Cina,dengan ciri tidak bercorak,  ragam hias dibentuk dari kain yang tidak bercorak  dari bahan polos yang digunting sesuai desain. 2.      Aplikasi Persia,ciri-cirinya  bercorak.Pada aplikasi persia kita tidak perlu mendesain ragam hiasnya karena kita hanya mengambil ragam hias yang sudah ada pada kain tersebut, kemudian disusun di atas permukaan kain dan ditempelkan dengan tusuk. C.

ALat-alat untuk menghias kain

Kegiatan belajar 1 meliputi pengenalan alat dan bahan yang diperlukan untuk menyulam.   a.    Tujuan Kegiatan Pemelajaran      Pada akhir kegiatan pemelajaran tentang alat dan bahan untuk menyulam, peserta diklat mampu : 1).   menyebutkan minimal lima alat yang digunakan untukmenyulam 2).   menyebutkan kain yang sesuai untuk menyulam 3).   menyiapkan alat, benang dan kain untuk praktek membuat tusuk hias sulaman   b.    Uraian Materi 1.     Alat yang digunakan untuk menghias kain adalah: 1   7                                       Gambar 2.1 alat-alat menghias kain       Keterangan gambar : 1.       Rader 2.       gunting kecil 3.       Gunting besar 4.       Benang sulam 5.       Jarum tangan dengan berbagai ukuran 6.       Karbon jahit/ racing paper 7.       Bantal jarum dan jarum pentul 8.       Kapur jahit 9.       Pendedel 10.   

Pola Daster Model Sederhana

  Daster jadi salah satu pakaian favorit kaum hawa. Pola daster dengan potongan longgar di bagian pinggang hingga lutut membuat kaum wanita nyaman mengenakannya untuk beraktivitas di rumah. Motif dan warna daster yang semakin bervariasi juga membuat model pakaian yang satu ini digemari. Asal Muasal Daster Sebelum Buat Pola Daster Bersumber dari  Wimuseum.org ,  duster  yang kita kenal sebagai daster merupakan jubah mantel panjang yang dibuat dari material yang ringan dengan potongan yang longgar. Di Amerika Barat pada abad ke-19, daster tidak dikenakan oleh kaum wanita di rumah.  Duster  ternyata justru dikenakan oleh para koboi untuk melindungi diri mereka dari debu-debu jalanan. Duster  menjadi pilihan para koboi untuk dikenakan sehari-hari mengingat mobil yang mereka kendarai umumnya mempunyai atap yang terbuka. Selain model atap yang terbuka, kala itu mobil belum dilengkapi dengan kaca depan dan juga jendela-jendela. Kondisi inilah yang menyebabkan para koboi membutuhkan pa