Istilah branding tidak asing dalam dunia marketing.
Branding merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi yang bertujuan untuk mengembangkan dan membesarkan sebuah brand atau merek.
Metode branding, ada dua dalam metode branding,
pertama metode publisitas atau mengirimkan
simbol-simbol branding melalui konsep obyektivitas, kedua, mengunakan metode periklanan yang mana menepatkan pemilik
branding secara aktif untuk mengempanyekan simbol branding yang telah
terencana untuk masyarakat luas.
Brand atau merek memiliki pengertian bahwa merek adalah
nama atau logo yang tidak ada makna. Disamping
itu menurut pakar yaitu:
1.
Aaker dan Joachimsthaler.
Merek sebagai
aset yang memiliki
keuntungan kompetitif dan profit jangka
panjang sehingga tidak perlu diperhatikan oleh manajemen
level atas.
2.
Kotler
Merek diartikan suatu
symbol yang memiliki
arti yang lebih
kompleks dan sekedar
nama.
3.
Nicolino, Patricia
Merek
ialah entitas yang mudah dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu, yang
berarti mudah dikenali,
dapat dengan mudah memisahkan satu barang yang serupa dengan
lainnya melalui kata, warna atau symbol yang dapat dilihat, sedangkan
entitas memiliki pengertian sesuatu yang memiliki eksistensi yang khas dan berbeda.
4.
Asosiasi Pemasaran Amerika
dalam Kotler
Merek
sebagai nama, istilah, tanda, symbol atau rancangan atau kombinasi dari
semuanya untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual
untuk mendiferensiasikan dari barang
atau jasa pesaing
5.
Sumiati
Merek adalah sebuah reputasi yang dicitakan berdasarkan hasil usaha yang keras optimal.
Brand menurut Simamora
memiliki manfaat diantaranya, yakni:
1.
Bagi konsumen, brand dapat menceritakan sesuatu
kepada pembeli tentang mutu dan membantu menarik
perhatian pembeli terhadap
produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka.
2.
Bagi produsen, brand dapat memudahkan penjual
mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul, memberikan perlindungan hukum atas ciri khas produk dan memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang
setia dan menguntungkan.
3.
Bagi publik, brand memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten, meningkatkan efisiensi pembeli
karena menyediakan informasi
tentang produk dan dimana
membelinya serta meningkatnya inovasi baru karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan baru guna mencegah peniruan
dari pesaing
Terdapat berbagai istilah
berhubungan dengan brand,
yakni:
1.
Brand Eksistensi Definisi
brand eksistensi:
a. Keller
Situasi dimana perusahaan menggunakan merek yang sudah mapan sebelumnya untuk memperkenalkan
produk baru
b. Aaker
Penggunaan sebuah merek yang telah mapan pada satu kelas produk untuk memasuki
kelas produk lain.
c. Boyd, Walker,
Larreche
Perluasan merek melibatkan penggunaan nama merek yang telah mantap pada suatu kelas produk
sebagai alat untuk masuk ke kelas produk
yang lainnya.
Barata menyebutkan terdapat dimensi perluasan
merek:
a. Pengetahuan merek
induk
b. Persepsi kualitas
c. Inovatif
d. Konsistensi konsep merek
2.
Brand Image
Pengertian brand image menurut
pakar:
a. Kotler dan Keller
Seperangkat kenyakinan, ide, kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.
b. Grewal
Brand image yang lebih
baik akan menampilkan kualitas produk yang lebih baik
dimata konsumen
c. Tjiptono
Brand image merupakan deskripsi
tentang asosiasi dan keyakinan konsumen
tentang merek tertentu
Beberapa pendapat
tentang brand image:
a. Seperangkat kenyakinan, ide dan kesan yang dimiliki seorang
terhadap brand.
b.
Asosiasi brand saling
berhubungan dan menimbulkan rangkaian dalam ingatan
konsumen
c.
Asosiasi dari semua informasi yang tersedia mengenai
produk, jasa dan perusahaan dari
brand yang dimaksud.
Terdapat tiga faktor membangun brand image:
a. Citra Perusahaan (Corporate Image)
Citra perusahaan adalah sekumpulan asosiasi
yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk
atau jasa.
b. Citra Pemakai
( User Image )
Citra pemakai
adalah sekumpulan asosiasi
yang dipersepsikan konsumen
terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.
c. Citra Produk
( Product Image )
Citra produk adalah sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu
produk.
3.
Brand Awareness
Menggambarkan kesanggupan seorang calon pembeli
untuk mengenali, mengingat kembali brand
sebagai bagian dari kategori produk tertentu.
Menurut Aaker brand awareness
atau kesadaran merek adalah kemampuan
dari pelanggan potensial untuk
mengenali dan mengingat suatu merek dalam kategori tertentu. brand
awareness atau kesadaran
merek adalah kemampuan
dari pelanggan potensial
untuk mengenali dan mengingat
suatu merek dalam kategori tertentu.
Tingkatan kesadaran merek dari terendah sampai tertinggi:
a. Tidak menyadari
merek
Merupakan
tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen
tidak menyadari akan adanya suatu
merek.
b. Pengenalan merek
Tingkat
minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat pembeli memilih suatu merek
pada saat melakukan pembelian.
c. Pengingatan kembali
terhadap merek
Pengingatan
kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas
produk. Hal ini diistilahkan dengan pengingatan
kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak
perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut
d. Puncak pikiran
Apabila
seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama merek, maka
merek yang paling banyak disebutkan pertama
kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek
utama dari berbagai merek yang ada di dalam
benak konsumen
4.
Brand Loyalty
Pengertian menurut para pakar sebagai
berikut:
a. Aaker
Sebuah ukuran ketertarikan pelanggan terhadap suatu merek.
b. Rangkuti
Keadaan
dimana konsumen beranggapan bahwa brand tertentu secara fisik berbeda dari brand pesaing, citra brand tersebut
melekat secara terus-menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap brand tertentu.
c. Wahyudi
Keadaan dimana pelanggan
tetap setia terhadap satu jenis merek produk
tertentu.
Empat tingkatan brand loyalty,
yaitu:
a. Switcher/price sensitive
Pelanggan tidak loyal kepada
merek. Setiap merek dipersepsikan memberikan kepuasan yang
hampir sama. Nama merek berperan
kecil dalam keputusan pembelian. Dan pelanggan sensitif
dengan penawaran yang
lebih murah.
b. Satisfied/habitual buyer
Pelanggan merasa puas terhadap
produk atau setidaknya tidak merasa tidak puas terhadap produk perusahaan.
c. Satisfied buyer with switching cost
Pelanggan
merasa puas terhadap produk dan harusharus mengeluarkan biaya tertentu jika ingin berpindah merek. Jadi, pada
tingkatan ini pelanggan sensitif dengan benefit yang dapat melampaui
biaya untuk berpindah ke merek lain.
d. Likes the brand
Pelanggan sungguh
menyukai merek dan memiliki pertalian emosional dengan merek.
e. Committed buyer
Pelanggan memiliki
rasa bangga menggunakan produk yang ditawarkan perusahaan dan merekomendasikan merek yang sama kepada orang lain.
Comments
Post a Comment