Skip to main content

Pembuatan pola KD 3.4 Menganalis prosedur pembuatan pola busana anak

 

Pembuatan Pola Dasar Busana Anak


Pola merupakan suatu bentuk yang dibuat berdasarkan ukuran badan si

pemakai dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai dengan sistem
pola konstruksi masing-masing (Ernawati 2008: 245). Tahapan dalam pembuatan
pola busana anak diantaranya; membuat desain busana anak, mengambil ukuran,
membuat pola dasar badan anak, membuat pecah pola anak sesuai desain.
Pengambilan ukuran merupakan tahap awal pembuatan pola busana anak.
Pengambilan ukuran perlu disiapkan beberapa alat diantaranya: Pita ukur dan alat
tulis. Macam-macam ukuran yang diperlukan dalam pembuatan pola busana anak
adalah: lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar panggul, lebar punggung, panjang
punggung, panjang rok, panjang bebe, lingkar pergelangan tangan dan panjang
lengan (Hasanah, 2011: 56).


1. Cara Mengambil Ukuran Baju Anak

 

Mengambil ukuran anak harus dipelajari dan dilakukan dengan penuh perhatian. Karena ukuran merupakan dasar dalam menggambar pola busana, jika ukuran salah maka hasil pola tidak akan sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai. Untuk memperkecil kesalahan ambillah ukuran dengan tepat dan benar dengan urutan sebagai berikut :

                        

 a). Ukuran yang diperlukan dan cara mengambil ukuran  :

1.                 Lingkar badan, diukur sekeliling Badan melalui ketiak ditambah 4 centimeter

2.                 Lingkar pinggang, diukur sekeliling Pinggang ditambah dua centimeter.

3.                 Panjang punggung, diukur dari ruas Tulang leher belakang yang paling Menonjol, sampai kebatas pinggang

4.                 Lebar punggung, diukur melebar di Punggung, dari batas lingkar kerung Lengan kiri sampai batas lingkar kerung Lengan kanan.  

5.                 Lebar muka, diukur melebar didada dari batas lingkar kerung kiri sampai batas lingkar kerung lengan kanan.

6.                 Panjang muka, diukur dari lekuk leher sampai batas pinggang.

7.                 Panjang bahu, diukur dari batas leher Sampai ujung bahu.

8.                 Lingkar Kerung lengan, diukur sekeliling lubang lengan datambah satu centimeter

9.                 Lingkar leher, diukur sekeliling leher


2. Cara Menggambar Pola Dasar baju anak

 

Ukuran yang diperlukan : 

Lingkar badan = 72 cm

Lingkar pinggang = 64 cm

Panjang punggung = 29 cm

Lebar punggung = 30 cm

Lebar muka = 28 cm

Panjang bahu = 10 cm

Lingkar Kerung lengan = 30 cm

Lingkar leher = 30 cm

 



Keterangan pola bagian muka

A - B = ½ lingkar badan.

B - B1 = 1,5 cm.

B1 - D = ukuran panjang punggung,

Buat garis empat persegi dari A ke B, B ke D dan dari A ke C, terus dari B ke C dan dari D ke C dengan garis bantu.

A - E = D - F = ¼ lingkar badan, hubungkan E dan F dengan garis bantu (garis putus-putus).

A - A2 = 1/lingkar leher ditambah 0,5 cm,

A - A1 = 1/lingkar leher ditambah 1 cm,

Hubungkan A1 dengan A2 seperti gambar (garis leher bagian muka).

E - E1 = 1/panjang bahu, buat garis mendatar pada titik E1.

a2 - A3 = panjang bahu, garis bahu harus menyentuh garis E1.

A - e1 = ½ panjang punggung.

C1 - C2 = ½ lebar muka, buat garis vertikal sampai garis bahu.

Hubungkan A3 dengan K seperti gambar.

C - C1 = 1/10 lingkar pinggang,

C1 ke C2 dibagi dua, hubungkan dengan garis bahu titik A4,

Bentuk lipit kup dari C1 dan C2 seperti gambar.

B - B2 = 1,5 cm.

B - b2 = 1/lingkar leher ditambah 0,5 cm,

Hubungkan B1 dengan B2 seperti gambar.

B2 - B3 = panjang bahu, garis bahu harus menyentuh garis E1.

B - D1 = ½ panjang punggung,

D1 - D2 = ½ lebar punggung, buat garis vertikal sampai garis bahu.

Hubungkan titik B3 dengan K seperti gambar (lingkar kerung lengan

bagian belakang).

D - D1 = 1/10 lingkar pinggang,

D1 ke D2 dibagi dua, hubungkan dengan titik B4.

Hubungkan D1 dengan D2 membentuk lipit kup seperti gambar.

 

Comments

Popular posts from this blog

Dampak industri pariwisata

DAMPAK PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA Pengembangan sektor pariwisata pada suatu daerah akan selalu diikuti oleh dampak ikutan yang menyertainya. Tidak dapat dihindari bahwa akibat dari datangnya wisatawan ke suatu wilayah tertentu dengan kondisi sosio-kultur dan sosio-ekonomi yang berbeda pasti akan menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu di wilayah tersebut. Pengaruh tersebut adakalanya sampai berdampak pada terjadinya pergeseran konstruksi ekonomi, sosial, budaya bahkan sampai pada bergesernya pranata sosial di daerah tersebut. Memang harus diakui, di era globalisasi saat ini, dimana kebebasan beraktifitas, berusaha dan berekspresi adalah mutlak merupakan hak asasi setiap orang, maka akulturasi dan asimilasi sangat mungkin bahkan mudah terjadi antara wisatawan sebagai pendatang dan penduduk pribumi sebagai tuan rumah. Bagaimanapun, pengaruh akibat dari kegiatan pengembangan pariwisata itu adalah sebuah keniscayaan, tinggal bagaimana pemerintah dan masyarakat di daerah tujuan wis...

Teknologi Menjahit KD 3.6 Menerapkan pemeliharaan mesin jahit manual dan mesin jahit industri