Skip to main content

Tekstil KD 3.9 Menganalisis pemeliharaan bahan tekstil dan busana

 PEMELIHARAAN BAHAN TEKSTIL


A.    Pengertian Pemeliharaan Bahan Tekstil
Tata cara merawat segala sesuatu yang berhubungan dengan bahan tekstil meliputi dari cara mencuci, menghilangkan noda, menyetrika dan penyimpanan, dengan menganalisis asal serat dan bahan tekstil.
B.    Tujuan Pemeliharaan Bahan Tekstil
1.    Agar pakaian dan lenan rumah tangga dapat ditampilkan dengan baik
2.    Dapat terlihat indah saat dipakai
3.    Dapat tetap terlihat bersih
4.    Dapat terjaga kualitasnya,awet/tahan lama.
C.    Alat dan Bahan untuk Pemeliharaan Bahan Tekstil
1.    Macam- macam alat dan fungsinya
a.    Mesin cuci / Bak cuci
Alat yang digunakan dalam proses pencucian pakaian dan lenan rumah tangga.

b.    Sikat cuci
Alat yang digunakan untuk  membantu dalam proses mencuci busana dan lenan rumah tangga.

c.    Penjepit cucian
Alat yang digunakan untuk menjepit cucian

d.    Hanger
Alat yang berfungsi menggantungkan pakaian dan lenan rumah tangga.

e.    Rak jemuran
Alat  yang berfungsi sebagai tempat untuk menjemur pakaian dan lenan rumah tangga.

f.    Keranjang pakaian
 Tempat meletakkan pakaian dan lenan rumah tangga yang akan di cuci.

g.    Setrika
Alat yang digunakan untuk melicinkan pakaian dan lenan rumah tangga.

h.    Papan seterika
Alat yang digunakan untuk membantu proses menyetrika.  

i.      Alas seterika
Alat yang digunakan sebagai alas dalam proses menyetrika/ melicinkan pakaian dan lenan rumah tangga.

j.    Papan pemampat
Papan pemampat dibuat dari kayu yang sudah dihaluskan, gunanya adalah untuk memampat pakaian, agar tidak berubah bentuk.

k.    Penyemprot air
Alat bantu yang diperlukan dalam proses melicinkan pakaian dan lenan rumah tangga agar lebih mudah disetrika.

2.    Macam- macam bahan pemeliharaan tekstil dan fungsinya
a.    Sabun cuci : Bahan yang diperlukan dalam proses    pencucian.
 b.    Obat pemutih : Bahan yang digunakan untuk memperbaiki warna pakaian yang terkena noda
 c.    Obat penghilang noda : Bahan yang berfungsi menghilangkan noda pada pakaian dan lenan rumah tangga



PROSEDUR DAN TEKNIK
PEMELIHARAAN BAHAN TEKSTIL

Prosedur pemeliharaan bahan tekstil meliputi pencucian, penghilangan noda, penyetrikaan dan penyimpanan, sedangkan tekniknya yaitu cara mencuci, menghilangkan noda, menyetrika dan menyimpan.

A.    PENCUCIAN
1.    Pencucian menurut prosesnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu
a.    Pencucian basah    : proses pencucian pakaian yang menggunakan air
b.    Pencucian kering    : proses mencuci pakaian tanpa menggunakan air, tetapi bukan berarti teknik mencuci benar-benar kering istilah ini hanya diciptakan karena tidak menggunakan air dalam proses pembersihannya tetapi menggunakan bahan cairan solvent.   
2.    Pencucian menurut alat penggunaannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu
a.    Pencucian secara manual (tangan)     : pencucian yang dilakukan dengan menggunakan tangan
b.    pencucian dengan mesin        : pencucian yang menggunakan mesin cuci.
Didalam mencuci kita harus memahami 3 hal yaitu:

1. Sifat-sifat serat tekstil
2. Suhu air yang diperlukan
3. Pemilihan sabun/deterjen

1.    Teknik Mencuci Secara Manual (Tangan)
a.    Memisahkan busana yang berwarna dengan yang putih
b.    Rendam dengan menggunakan sabun/deterjen selama lebih kurang 20 menit.
c.    Dikucek-kucek dan dibilas sampai bersih

Di bawah ini beberapa contoh petunjuk mencuci secara manual menurut jenis/bahannya antara lain :
a)    Katun dan linen
1.    Cuci dalam air panas kucek, remas atau gosok
2.    Katun dan linen yang tidak luntur dapat dicuci dengan cara yang sama, tetapi jangan direbus
3.    Usahakan untuk tidak menggosok barang yang diprint karena warna bisa luntur.





Gambar 15
b)    Sutra
1.    Cuci di air hangat pada temperatur 40°C, memakai sabun netral atau deterjen
2.    Remas dan bilas (tidak boleh dikucek)
3.    Bilas beberapa kali, diakhiri dengan bilasan air dingin
4.    Sutra warna-warni yang cenderung menunjukkan luntur sebaiknya dicuci dengan air dingin yang dibubuhi garam dengan sabun netral atau deterjen lembut.






Gambar 16
c)    Wol
1.    Rendam dengan air temperatur 40°C
2.     Larutkan deterjen/ serpihan sabun
3.    Gulungkan wolnya dalam handuk dengan baik untuk menghilangkan beberapa kelebihan air tanpa merusak serat-seratnya.

d)    Serat-serat nilon dan polyester
1.    Untuk nilon putih, pergunakan air 60°C atau sepanas mungkin yang tangan bisa tahan
2.    Nilon dan poliester berwarna memerlukan temperatur yang lebih rendah (± 40°C) karena bisa mengakibatkan kerutan yang permanen.

e)    Serat-serat viskos rayon
1.    Cuci dengan air panas 60°C dengan sebuah sabun netral atau deterjen
2.    Hindari menggosok dan memuntir bahan 
3.    Jangan direbus atau dikelantang/diputihkan ataupun dikeringkan pada panas langsung.





2. Teknik mencuci Menggunakan Mesin
Beberapa petunjuk mencuci sesuai dengan jenis serat/bahan antara lain :
a.    Serat katun
1.    Bahan tekstil yang tidak luntur bisa direndam dengan air hangat atau dingin.
2.    Dapat diputihkan (bleach) dengan klorine (kalau aturan cucinya mengijinkan).

b.    Serat linen
        Bisa dicuci secara kimia (dry-clean) untuk menahan penyempurnaan yang gemerisik. Bisa menyusut kalau dicuci.

c.    Serat sutera
Biasanya dicuci secara kimia (dry-clean) dan jauhkan dari pemutih.

d.    Serat wol
Dicuci secara kimia (dry-clean) walaupun beberapa jenis wol dapat dicuci dengan mesin

e.    Serat asetat
1.    dicuci secara kimia (dry-clean)
2.    Bisa dicuci dengan mesin dengan putaran ringan, bila digiling kering, gunakan setelan rendah.
3.    Serat aklirik, dapat dicuci dengan mesin, digiling kering, gunakan pelembut bahan untuk mengurangi muatan listrik statis.

4.    Serat nilon
Bisa dicuci dengan mesin dalam air hangat. Pergunakan setelan putaran ringan, digiling kering atau biarkan kering sendiri.

5.    Serat rayon
1.    Rayon harus dicuci secara kimia
2.    Beberapa bisa dicuci dengan mesin putaran ringan dan menggunakan air hangat,
3.    Menggunakan pemutih klorin.

B.    MENGHILANGKAN NODA
Menghilangkan noda pada bahan tekstil sesuai dengan jenis noda dan bahan tekstilnya. Berikut teknik menghilangkan noda :
1)    Noda kunyit
a.    Jika terkena nodanya baru saja maka cepat-cepat digosok dengan sabun lalu jemur hingga kering barulah dicuci lagi sampai bersih
b.    Jika nodanya sudah lama melekat maka olesi bagian yang terkena noda dengan air kapur sirih lalu jemur hingga kering baru dicuci sampai bersih, pencucian dapat diulang dengan cara yang sama sampai benar-benar bersih.





Gambar 17
2)    Noda minyak
a.    Cuci baju yang terkena noda minyak dengan sampo dan bilas dengan air biasa
b.    taburkan bedak pada bagian yang ternoda, kucek pakaian lalu cuci pakaian dengan sabun deterjen
c.     bisa memakai bensin atau minyak tanah sebelum menggunakan bedak.

3)    Noda lemak
a.    Letakkan kain jelek di atas pakaian yang terkena noda lemak kemudian disetrika dan dicuci dengan air panas dan disabun
b.    Pakaian berbahan katun, cuci pakaian dalam air hangat yang dicampur sodium
c.    Bahan sutera atau sintetis dapat dihilangkan dengan bensin dan bedak, usap bagian bernoda dengan kain yang dicelupkan dalam bensin lalu taburkan bedak, sikat dengan lembut.






Gambar 18





4)    Noda tinta
a.    Dibasahi dengan air, gosok dengan jeruk nipis dan kapur sirih (jawa=injet) dan dicuci dengan air hangat dan sabun.
b.    Rendam pakaian dalam air selama 15 menit
c.    Oleskan bagian yang ternoda dengan sabun colek, kucek sampai noda hilang.





Gambar 19
5)    Noda jamur
a.    Gosok pada bagian berjamur dengan larutan cuka
b.    kemudian direndam dengan air panas bersabun dan cuci seperti biasa, diulang beberapa kali

6)    Noda pada Celana Dalam
a.    Rendam/basahi dulu celana dalam bernoda setelah itu gosok atau olesi bagian yang bernoda/vlek dengan
Sisa sabun mandi yang sudah kecil lalu dicuci/kucek seperti biasa.
b.    Untuk celana dalam, dengan cara yang sama sisa sabun mandi juga bisa untuk menghilangkan noda membandel pada kerah baju.




7)    Noda getah
a.    Teteskan minyak tanah pada bagian yang ternoda, lalu gosok perlahan dengan sikat gigi. Jika getah sudah hilang cucilah pakaian seperti biasa.





Gambar 20
8)    Noda teh dan kopi
a.    Jika kain terbuat dari katun atau kapas, rendamlah dalam larutan panas dari boraks atau asam tartaric.
b.    Jika terbuat dari sutera, wool atau sintetis gunakan larutan boraks hangat atau larutan ultraoksidasi edrogen (air oksigen) hangat.

9)    Noda darah
a.    Gunakan larutan penghilang warna untuk pakaian yang berwarna putih, dan larutan boraks hangat untuk yang berwarna-warni.
b.     Untuk pakaian yang tidak boleh dicuci gunakan adonan amonia, sikat lembut dan ulangi proses sampai noda hilang.

10)    Noda buah-buahan
Gunakan larutan penghilang warna atau larutan boraks yang telah yang telah didihkan selama 5 menit.


11)    Noda susu
a.    Letakkan bagian teroda diatas bongkahan es dan tunggu sampai noda susu membeku,
b.    Lalu hilangkan. Jika masih berbekas ulangi dengan menggunakan cuka asam.

12)    Noda cat
Rendamlah pakaian yang terkena cat dalam kerosin,lalu sisa bagian yang membandel bersihkan dengan bensin.

13)    Noda luntur
Jika pakaian kelunturan warna pakaian lain, maka anda dapat merendamnya ke dalam larutan asam cuka dicampur dengan deterjen selama 30 menit.

C.    PENYETERIKAAN
Ada dua cara teknik dasar dalam menyetrika yaitu menyeterika dan memampat.

1) Menyeterika (ironing)
        Artinya mendorong setrika melalui bahan dengan cara gerakkan ke depan dan ke belakang. Menyeterika bisa melicinkan bentuk pakaian.
2) Menekan atau memampat (pressing)
Artinya menggerakkan setrika melalui bahan dengan cara mengangkatnya, kemudian meletakkan kembali ke bawah silih berganti saling menumpang.
Agar pakaian dan lenan rumah tangga tidak berubah sewaktu disetrika, ada bebrapa petunjuk yang perlu diperhatikan :
1) Setrika pakaian menurut arah lajur benang, jangan disetrika arah menyerong, karena tenunan akan menyudut.
2) Setrika mulai dari bagian-bagian yang berlapis, seperti kerah, keliman, bagian yang terlepas ujungnya seperti pita, lengan baju, kemudian baru bagian tangan.
3) Menyeterika kerah dimulai dari tengah belakang ke ujung tepi atau tepi kerah sambil ditekan.
4) Pakaian dari bahan serat asetat dan aklirik disetrika dengan tekanan ringan, suhu sangat rendah sampai sedang, setrika kering (tanpa uap) pergunakan lap pada bagian baiknya.
5) Pakaian dari bahan serat kapas, setrika dengan tekaaanan ringan sampai sedang, suhu sedang hingga tinggi, pergunakan setrika uap.
6) Pakaian dari bahan linen, setrika dengan tekanan ringan sampai berat, suhu tinggi, selanjutnya sama dengan menyetrika bahan katun.
7) Pakaian dari bahan nilon setrika dengan tekanan ringan, sedikit saja atau tidak perlu disetrika.
8) Pakaian dari bahan poliester, setrika dengan tekanan sedang dengan suhu rendah sampai sedang menggunakan setrika kering atau uap, bisa digunakan kain lap pada bagian baik bahan.
9) Pakaian dari bahan sutera, setrika dengan tekanan ringan, suhu panas, rendah sampai sedang, pergunakan setrika kering atau uap.

10) Pakaian dari wol, setrika dengan tekanan ringan sampai sedang, suhu sedang. Pergunakan setrika kering atau uap.

D.    PENYIMPANAN
merupakan kegiatan meletakkan bahan tekstil sesuai pada tempatnya dan lebih terjaga/aman. Berikut Teknik cara menyimpan bahan tekstil :
1.    Menyimpan pakaian dan lenan rumah tangga setelah dicuci, dijemur kering, disetrika dan harus disimpan di tempat yang bersih dan kering, seperti di dalam lemari pakaian, rak, dan gantungan pakaian.
2.    Memberi anti ngengat yang diletakkan pada lemari, agar jamur dan binatang tidak merusak pakaian atau lenan rumah tangga.

E.    Fungsi Label Pada Busana
Label merupakan keterangan yang terdapat pada suatu hasil produksi. Keterangan tersebut memberi kejelasan pada konsumen tentang segala sesuatu yang menyangkut antara lain sifat dan kualitas bahan. Label tekstil meliputi label kain, busana jadi dan benang.
1.    Fungsi Label
a.    Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada konsumen
b.    Dengan melekatkan label sesuai dengan peraturan berarti produsen memberikan keterangan yang diperlakukan oleh para konsumen agar dapat memilih membeli serta meneliti secara bijaksana.
c.    Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak berbahaya bila digunakan ,untuk megatasi hal ini maka para konsumen membiasakan diri untuk membaca label terlebih dahulu sebelum membelinya.
d.    Dengan membaca label konsumen dapat mengetahui spesifikasi produk tekstil seperti jenis serat, ukuran, komposisi kain, ketahanan luntur warnannya, cara perawatan dsb
2.    Cara Melaksanakan Pelabelan
a)    Label pada kain
Label pada kain memberi keterangan :
Nama kain            : lawn, Dacron, Poplin, Tetoron
Nama pabrik            : Patal Senayan, Farmatex
Merk lain             : Perahu Layar, Tropicana, Bellini
Negara yang memproduksi : Made in Indonesia
Jumlah kain yang terdapat pada satu gulung : 27 m x150 cm (panjang kain 27cm  dan lebar 1,50m)
Asal bahan             : 100 % polyester, all cotton
Penyempurnaan         : Resin Finish, mercericed
Keterangan – keterangan tersebut di atas sangat membantu konsumen pada saat membeli kain mengenai :
•    Penggunaan bahan
•    Cara pemeliharaan busana  yang tepat dan
•    Jaminan waktu bahan

Beberapa keterangan singkat yang sering terdapat pada label kain :
•    Resin Finish     : disempurnakan dengan resin (resin semacam kanji)
•    65% cooton 35% polyester     : 65 % kapas dan 35% polyester (bahan campuran)
•    Sanforized     : bahan susut (tidak akan susut lagi kalau dicuci)
•    Anti crease            : tahan kusut
•    Best quality            : kualitas terbaik
•    Guaranted quality         : kualitas terjamin dan lain - lain
•    Mercerizes cotton         : kapas yang dimerser
•    Fast colour             : warna kuat tidak akan luntur bila dicuci
Letak label pada kain :
•    Dicap pada awal gulungan
•    Kertas label ditempel pada awal gulungan
•    Dicap pada pinggiran kain
•    Dicap pada akhir gulungan
•    Pada pembungkus luar (plastik)



b)    Label busana jadi
Label pada busana jadi memberi keterangan tentang :
Merk                 : ladies, Ros, Jeans
Negara yang memproduksi    : made in Indonesia
Cara pemeliharaan         : Dry clean only, flat only
Asal bahan                 : Pure wool, 100 % nylon
Ukuran                 : S, M, L
No. Registrasi             : No. Reg....








Khusus mengenai cara pemeliharaan busana, biasanya dinyatakan dalam bentuk symbol atau gambar. Ada 5 (lima) symbol dasar yang merupakan symbol internasional :


    Wash

    Dry Cleaning

    Bleach

    Iron

    Dry














Tabel  1





1)    Pencucian /Wash
Hal pencucian sering ditemukan simbol dan angka yang menunjukkan suhu air yang digunakan, seperti :

    Mencuci

    Pencucian tangan


Suhu maksimum (300 C)           

    Suhu maksimum (300 C) Proses ringan            


Tidak boleh dicuci








    Tabel  2






2)    Penyetrikaan/Iron


penyetrikaan

    Suhu setrika maksimum (110 0  C)

    Suhu setrika maksimum (150 0  C)

    tidak boleh disetrika
Tabel 3








3)    Dry Cleaning

    dry cleaning dengan semua jenis solvet (pelarut zat kimia)

    dry cleaning dengan solvent perchloroethilene

    dry cleaning dengan cara khusus

    tidak boleh dry cleaning







                    Tabel  4








4)    Pengeringan/Dry

dikeringkan dengan mesin pengering


    di jemur dengan cara di gantung

    dijemur tanpa diperas

dijemur dengan cara terbentang







=

Tabel  5







5)    Obat pemutih/Bleach


dapat diberi obat pemutih


    tidak boleh diberi obat pemutih




Tabel 6
Selain symbol – symbol tersebut diatas sering pula ditemukan gambar – gambar :

disetrika uap


tahan cuci

tahan air


tidak boleh di piuh (diperas)



Keterangan atau kode yang tertera pada label sangat membantu konsumen dalam hal :
•    Penyelesaian ukuran dengan bentuk badan
•    Cara memelihara busana
•    Jaminan mutu barang
Letak label pada busana jadi :
•    Garis leher bagian belakang
•    Kerah bagian belakang
•    Sisi blus
•    Sisi rok
•    Pinggang celana atau rok
•    Gulbi celana
•    Saku
•    Bahu
•    Tengah belakang contoh pada BH
Beberapa keterangan yang tertera pada busana jadi :
•    Use cool Iron     :gunakan setrika temperatur rendah
•    Warm Wash     : di cuci dalam air hangat
•    Do not use bleach     : jangan memakai obat pemutih
•    Drip dry in shade : jangan di piuh dan dijemur di tempatt yang rendah
•    Can also be hand wash : dapat dicuci dengan tangan
•    Do not tumble dry : jangan dikeringkan pada mesin pengering

•    Need little or no ironing : tidak disetrika atau kalau disetrika dengan panas rendah
•    Machine washable : dapat di cuci dengan mesin cuci
•    Dry clean only     : hanya dengan dry clean
c)    Benang
Label pada benang memberi keterangan tentang :
•    Merek                : Anchor, Astra, Pipa
•    Nomor benang        : 8, 10, 50
•    Asal serat            : 100% polyester
•    Panjang atau isi benang    : 100 yard, 500 yard
•    Berat bahan satu gulung    : 100 gram , 200 gram
•    Kegunaan      : benang untuk kaitan, benang untuk rajutan, benang jahit.

Nomer benang artinya ukuran diameter benang yaitu halus kasarnya benang dan jumlah pilinan atau seringan benang.
Misalnya :
•    Ne 1/40 yang biasa tertulis angka 40 artinya nomer benang 40 dipilin tunggal.
•    Ne 40/2 artinya nomer benang nomer 40 disering rangkap dua
•     Ne 40/3 artinya nomer benang nomer 40 disering rangkap tiga
Semakin tinggi nomer semakin halus benangnya sebaliknya semakin rendah semakin kasar benangnya.

Comments

Popular posts from this blog

PHB KD 3.6 Sulaman Aplikasi

  SULAM APLIKASI A.     PENGERTIAN SULAM APLIKASI Sulaman aplikasi merupakan salah satu sulaman dengan teknik lekapan  yaitu sulaman yang ragam hiasnya dibentuk dari bahan lain kemudian ditempelkan pada permukaan kain. Bahan tempelan untuk membentuk ragam hias dapat berupa kain, benang  kasar, pita atau tali dan payet.Lekapan ini bermacam-macam sesuai dengan bahan tempelan yang digunakan. Adapun jenis jenis sulaman aplikasi ini yaitu sulaman inkrustasi, sulaman melekatkan benang atau tali, melekatkan payet dan quilting. B.      RAGAM  SULAM APLIKASI. Ragam  sulaman aplikasi antara lian : 1.       Aplikasi Cina,dengan ciri tidak bercorak,  ragam hias dibentuk dari kain yang tidak bercorak  dari bahan polos yang digunting sesuai desain. 2.      Aplikasi Persia,ciri-cirinya  bercorak.Pada aplikasi persia kita tidak perlu mendesain ragam hiasnya karena kita hanya mengambil ragam hias yang sudah ada pada kain tersebut, kemudian disusun di atas permukaan kain dan ditempelkan dengan tusuk. C.

ALat-alat untuk menghias kain

Kegiatan belajar 1 meliputi pengenalan alat dan bahan yang diperlukan untuk menyulam.   a.    Tujuan Kegiatan Pemelajaran      Pada akhir kegiatan pemelajaran tentang alat dan bahan untuk menyulam, peserta diklat mampu : 1).   menyebutkan minimal lima alat yang digunakan untukmenyulam 2).   menyebutkan kain yang sesuai untuk menyulam 3).   menyiapkan alat, benang dan kain untuk praktek membuat tusuk hias sulaman   b.    Uraian Materi 1.     Alat yang digunakan untuk menghias kain adalah: 1   7                                       Gambar 2.1 alat-alat menghias kain       Keterangan gambar : 1.       Rader 2.       gunting kecil 3.       Gunting besar 4.       Benang sulam 5.       Jarum tangan dengan berbagai ukuran 6.       Karbon jahit/ racing paper 7.       Bantal jarum dan jarum pentul 8.       Kapur jahit 9.       Pendedel 10.   

Pola Daster Model Sederhana

  Daster jadi salah satu pakaian favorit kaum hawa. Pola daster dengan potongan longgar di bagian pinggang hingga lutut membuat kaum wanita nyaman mengenakannya untuk beraktivitas di rumah. Motif dan warna daster yang semakin bervariasi juga membuat model pakaian yang satu ini digemari. Asal Muasal Daster Sebelum Buat Pola Daster Bersumber dari  Wimuseum.org ,  duster  yang kita kenal sebagai daster merupakan jubah mantel panjang yang dibuat dari material yang ringan dengan potongan yang longgar. Di Amerika Barat pada abad ke-19, daster tidak dikenakan oleh kaum wanita di rumah.  Duster  ternyata justru dikenakan oleh para koboi untuk melindungi diri mereka dari debu-debu jalanan. Duster  menjadi pilihan para koboi untuk dikenakan sehari-hari mengingat mobil yang mereka kendarai umumnya mempunyai atap yang terbuka. Selain model atap yang terbuka, kala itu mobil belum dilengkapi dengan kaca depan dan juga jendela-jendela. Kondisi inilah yang menyebabkan para koboi membutuhkan pa